Senin, 11 Februari 2008

The Golden City atau Kota Emas (Yerusalem Baru)


Melalui Yehezkiel 38:12, Tuhan mengisyaratkan Yerusalem sebagai pusat bumi, dengan titik pusatnya berada di Gunung Moriah, tempat di mana Bait Suci Salomo pernah didirikan, lebih tepatnya lagi yaitu: pada sebuah batu karang besar tempat Abraham mempersembahkan Ishak atas perintah Tuhan (Kej. 22).

Walaupun kata “Yerusalem” berarti “Kota Damai”, namun sepanjang sejarah, kota ini tidak pernah benar-benar mengalami sebuah kedamaian. Pada kenyataannya, kota ini selalu menjadi pusat konflik, peperangan dan kekacauan, sampai pada hari ini, sehingga hampir tidak pernah ada sehari pun, nama kota ini absen dari pemberitaan media massa di seluruh dunia. Kita tidak perlu merasa heran akan hal ini, sebab Alkitab memang telah menubuatkannya seperti demikian di Zakaria 12:2-3.

Sesuai nubuatan Alkitab pula, Yerusalem baru benar-benar akan menjadi kota damai setelah segala pemerintahan ditaklukkan di bawah kaki Raja di atas segala raja, yaitu di masa pemerintahan Sang Raja Damai (Yesus Kristus) di dalam Kerajaan 1000 tahun, setelah kedatangan-Nya kembali (Why. 20). Setelah itu, maut dan kerajaan maut akan dibinasakan, langit dan bumi akan berlalu, digantikan oleh langit dan bumi yang baru (Why 21). Begitu pula dengan Kota Yerusalem, akan digantikan oleh Yerusalem yang baru, sebuah kota dahsyat yang terbuat dari emas tulen dengan kadar 100% murni.

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Elohim, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (Why. 21:2)

Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. (Why. 21:18)

Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. (Why. 21:21)

Hanya mereka yang namanya tercatat di dalam Buku Kehidupan Anak Domba Yesus Kristus yang berhak masuk ke dalam kota itu. Saya merindukan saat-saat di mana semua orang Kristen dimurnikan seperti emas, tetapi bukan seperti emas yang fana, melainkan emas yang bersifat rohani dan kekal. Sebab bila dibandingkan dengan emas murni yang fana, emas murni yang rohani jauh lebih berharga di mata Tuhan. Dan sudah selayaknya bila sesuatu yang kurang berharga menjadi bejana bagi yang lebih berharga. Itulah alasannya, mengapa di Wahyu 21 disebutkan bahwa seluruh kota dan jalan-jalan di sorga terbuat dari emas murni, sebab orang-orang Kristen yang telah dikuduskan (emas murni yang rohani), yang jauh lebih berharga itu, akan tinggal di dalamnya dan berjalan di atasnya.

Emas murni yang rohani memang sepantasnya berjalan di atas jalanan yang terbuat dari emas murni yang fana.

“Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Elohim meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.” (Why. 21:23)

Tidaklah mengherankan, jika Yerusalem Baru tidak lagi memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, karena kemuliaan TUHAN YAHWEH-lah yang meneranginya dan Kristus sebagai lampunya. Maka tidak akan aneh pula, apabila seluruh kota dan jalan-jalannya juga terbuat dari emas murni, karena seluruh penghuninya juga adalah emas murni yang rohani yang akan terus-menerus memantulkan terang kemuliaan Tuhan ke seluruh penjuru kota itu. Dan kota itu sendiri merupakan sebuah organisme yang hidup dengan ukuran yang sangat besar, dahsyat dan sempurna, sebagai lambang dari gereja Tuhan di dunia, yang terdiri dari sel-sel yang hidup, yaitu: orang-orang Kristen emas murni. Itu sebabnya Yerusalem Baru disebut juga: “The Golden City” atau “Kota Emas”.

Sama seperti gereja Tuhan sebagai Pengantin Kristus, begitu pula Kota Yerusalem Baru, juga adalah Pengantin Kristus.